Rabu, 19 Februari 2014

SEHAT DAN CANTIK DENGAN BERPIKIR POSITIF

Kecantikan dari dalam (inner beauty) bukanlah sesuatu yang tidak bisa dilihat dari luar. Seringkali istilah ini 
hanya menjadi suatu penggembira bagi wanita yang kurang cantik fisiknya agar tidak minder/down. 
Lebih dari itu kecantikan dari dalam (inner beauty) ini ternyata berpengaruh terhadap kecantikan dari luar dan kesehatan.
Pikiran mempengaruhi emosi kita. Ketika kita berusaha berpikir positif atas setiap kejadian, maka suasana hati kita akan membaik dalam arti emosi kita pun akan positif. 

Mereka yang memiliki emosi positif seringkali tampak lebih menarik; dari senyumnya, tawanya, binar matanya, aura wajahnya, dan kebaikan hatinya. Rasa gembira, syukur, ikhlas, dan ridho atas segalanya membuat hidup mereka tenang dan bahagia, jauh dari stres.

Sebaliknya, jika pikiran kita negatif maka emosi kita cenderung negatif. Kita menjadi mudah marah, murung, sering bersedih, pendendam, mudah curiga, was-was, dan sebagainya. Dalam keadaan seperti ini daya tahan tubuh akan menurun dan menjadi mudah stres. Stres sendiri memicu terbentuknya radikal bebas, di samping pemicu lain seperti sinar matahari, merokok dan polutan lainnya, diet yang tidak seimbang, kurang olahraga, dan penyakit. Kenyataan ini diperparah dengan reaksi-reaksi yang diambil ketika seseorang stres, seperti makan berlebihan, merokok, mengkonsumsi narkoba, dan lain-lain. Semakin sering seseorang stres, maka akan semakin cepat mengalami penuaan.

Merokok merupakan salah satu penyebab terbentuknya radikal bebas di dalam tubuh. Dengan kata lain aktivitas ini juga menyebabkan penuaan dini dan munculnya berbagai penyakit. Kulit akan menjadi gelap, pucat, cepat keriput dan tidak kencang. Merokok saat hamil bahkan dapat mengganggu perkembangan janin dan membuat anak mengalami menstruasi lebih awal, meskipun wanita hamil tersebut akhirnya berhenti merokok di tengah-tengah masa kehamilannya. Anak yang demikian rentan menderita penyakit jantung, kanker payudara, dan masalah paru-paru seperti asma, mempengaruhi aktivitas seksualnya, dan rawan terlibat dalam penyalahgunaan rokok serta alkohol. Sangat banyak bukan bahaya merokok. Oleh karena itu, berhentilah merokok saat ini juga!

Emosi negatif juga berdampak pada kesehatan dan kecantikan. Contohnya orang yang sering bersedih rentan terkena penyakit paru-paru. Tak hanya itu, kesedihan menyebabkan timbulnya flek-flek hitam di wajah. Untuk mengatasinya beberapa orang akan melirik krim pemutih, padahal krim ini tidak boleh sembarang dipilih tanpa nasihat dokter. Ada krim pemutih yang mengandung bahan kimia berbahaya, misalnya merkuri dan hidrokuinon. Krim pemutih yang mengandung bahan kimiawi berbahaya tidak hanya berefek samping pada kulit, tetapi juga pada tubuh. Jadi, tanya dokter dulu sebelum memakai krim pemutih. Sebaliknya, suasana hati yang gembira (tidak bersedih) ikut berperan positif dalam mengurangi hingga menghilangkan flek-flek hitam di wajah. Mudah, gratis, dan tanpa efek samping/resiko (seperti pada penggunaan zat-zat kimia/kosmetik). Pilih mana?

Contoh lain tentang hal-hal semacam ini sangatlah banyak. Intinya, dekatkan diri pada Allah agar kita senantiasa bisa berpikir positif. Dengan pikiran yang positif, emosi menjadi lebih terkendali dan kita pun semakin sehat dan cantik. Menjadi wanita cantik luar dalam adalah idaman setiap wanita. Gunakan resep sederhana ini maka Anda selangkah lebih dekat kepada kesehatan dan kecantikan luar dalam.

Sumber:

Kamis, 13 Februari 2014

ATAS NAMA KEMUNAFIKAN

Lelah aku dengan istilah ini, yang seringkali kutemui digunakan tidak pada tempatnya. Sering-seringnya sih untuk hal-hal negatif, terutama yang berhubungan dengan kepornoan. Pernah beberapa kali aku melihat di status FB ada komentar-komentar "Nggak usah munafik lah" dan semacamnya. Ketika itu ada oknum-oknum yang memajang foto porno, bicara porno, dan kepornoan-kepornoan lain sedangkan orang lain merespon kontra akan hal tersebut. Seriiing sekali. Bosan saya menemukannya. Puncaknya adalah ketika saya membaca suatu berita di media online di mana seorang "pejabat" ingin melegalkan pelacuran/me-lokalisasi aktivitas buruk tersebut. Tak hanya itu beliaunya juga membandingkan antara pelacuran dengan korupsi. Hati saya tergerak, rasanya ada yang ganjel kalau tidak diungkapkan. Maksudnya apa? "Berhubungan" memang fitrah/manusiawi, tapi dengan siapa dulu? Pasangan sah atau bukan? Beliau mengatakan bahwa semuanya munafik........Whattts? Semuanya? Lalu jika misal kita tahu ada pelacuran di hotel dll, apakah kita menjadi munafik jika tidak setuju dengan saran beliaunya untuk melokalisasi pelacuran?
Berkaca dari pelacuran di kota saya, lokalisasi itu bukanlah suatu solusi. Bahkan Dolly sempat menjadi salah satu lokalisasi terbesar hingga terkenal ke luar negeri. Bagaimana dengan pelacuran di luar lokalisasi? Jangan ditanya, itu masih tetap banyak atau mungkin tambah banyak. Di jalan, hotel, warnet, kos-kosan, dan di berbagai tempat pokoknya. Dan tidak selalu "pasangan tidak sah" itu ber-hohohihe dengan pelacur semacam di lokalisasi, dengan pacarnya sendiri juga banyak (bisa gratis malah). Saya malah senang dengan kebijakan di Surabaya ini yang akan membersihkan lokalisasi (kalau tidak salah tahun ini-2014), lah di "sono no" kok malah mau dilokalisasi. Apalagi dengan pernyataan bapak "pejabat" ini yang membandingkan antara pelacuran dengan korupsi, sama sekali tidak mendidik. Tidak ada yang mending di antara keduanya. Keduanya harus diperbaiki. Kalau pelacuran mau dilokalisasi, apa nggak sekalian korupsi juga dilokalisasi (Hadeh)? Lokalisasi di hotel-ada tempat khusus tuh (biar pelacurannya nggak tersebar), lokalisasi di warnet (ada tempat khusus juga), dll (maksudnya bukan kaya gini tapi saya hiperbol soalnya di luar lokalisasi yang dimaksud pelacuran tetap banyak)..............Jadi kaya smoking area ya? hehe....tiba-tiba pikiran saya kok mengarah ke smoking area. Big big no ya. Weleh-weleh, saya itu paling benci kalau ada orang yang membandingkan antara hal negatif satu dengan lainnya, seolah-olah kita harus memilih. Ataukah beliaunya ingin mencari pembenaran? Plis deh, nanti Allah murka lho.

Minggu, 09 Februari 2014

ILMU, ANTARA ANUGERAH DAN BEBAN

Lagi-lagi aku bisa tahu lebih awal. Mungkin Allah memang memberikan kelebihan khusus ini untukku. Bukan indera keenam, aku orang biasa. Orang seringkali berpikir aneh-aneh sebelum tahu ilmunya. Aku mempunyai kemampuan analisis yang sangat baik/kuat, setidaknya beberapa hal berhasil kutebak/kuprediksi/kuketahui lebih awal. Seringkali hal ini membuatku galau. Sementara orang lain enjoy dan tenang-tenang saja karena tidak tahu, aku sangat galau dan cemas. Tentang apa yang terjadi, apa yang sebaiknya kulakukan, dan tentang apa saja. Tak jarang juga orang-orang mencap aku dengan sesuatu yang buruk. Oh...pusing rasanya. Aku tidak tahu harus bersyukur atau bagaimana. Aku tidak tahu bagaimana cara memperlakukannya dengan baik dan benar, yang kutahu hanya kegalauan dan sifat antisipatif dari waktu ke waktu. Lalu aku pun melihat sebagian besar orang hanya berpura-pura. Dunia ini memang panggung sandiwara.
Tak hanya itu, jika suatu ilmu sudah sampai kepadaku sebagian dari kewajibanku adalah menyampaikannya. Semua terasa berat karena tak semua orang mempunyai pemahaman yang sama, tak semua orang bisa menerima dan tak semua orang langsung menerima. Apakah itu berarti akan menjadi dosa bagiku? Atau dosaku menjadi berkali-kali lipat dibanding orang lain? Sungguh mengerikan. Ya Allah ampunilah dosa-dosaku.
Dalam pergaulan pun aku berusaha menahan diri dengan sangat agar aku bisa setara dengan yang lain. Di satu sisi terkadang aku menemukan orang menyampaikan sesuatu yang salah dengan antusias/berapi-api dan aku ingin memperbaikinya, di sisi lain aku tak ingin membuatnya tampak bodoh/mempermalukan dia. Informasi yang salah bisa dengan cepat menyebar. Bayangkan ketika seseorang bercerita dengan antusias kepada orang lain dan ternyata isinya salah? Kalau kusampaikan langsung apa yang benar nanti akan mempermalukan dia, sedangkan kalau aku diam saja nanti akan berakibat buruk bagi orang lain. Aku bingung.
Atau seandainya seseorang menyampaikan hal demi hal dengan antusias padamu padahal kamu sudah tahu semuanya. Tiap dia cerita kamu sudah tahu. Itu akan sangat membosankan, tapi terkadang aku berusaha dengan sangat menempatkan diri untuk berada pada posisi tidak tahu. Ini sangat melelahkan. Bayangkan pula hal yang sebaliknya, saat kamu menyatakan bahwa kamu sudah tahu semuanya. Semuanya info basi. Kenapa kamu baru tahu? Dia akan 'patah' dan kesulitan mencari bahan pembicaraan lain, atau malah beralih mencari teman bicara lain (yang lebih asyik dan 'belum tahu').
Seandainya aku detektif mungkin kemampuan untuk tahu lebih awal itu penting/sangat dibutuhkan (analisis/prediksi yang kuat), tapi aku bukan detektif. Terkadang aku bahkan tak harus mencari tahu dan 'semua' itu terbaca dengan jelas di pikiranku. Lalu apakah aku harus memilih untuk tak tahu, atau pura-pura tidak tahu? Aku lelah, betapa dunia ini panggung sandiwara. Hidup di dunia ini sangat berat, penuh cobaan. Bahkan mereka yang mengaku dirinya sabar dan menghina-hina aku bahwa aku tidak sabar, sesungguhnya mereka hanya memiliki kesabaran semu. Apa yang mereka katakan sabar hanyalah mengikuti arus. Mengikuti arus itu memang lebih mudah, tapi bukan kesabaran . Itu hanyalah merupakan suatu jalan pintas (yang sebenarnya salah). Kemudian aku pun dikucilkan, datang tuduhan sok alim, sombong, dan sok-sok lainnya. Kalau sudah begini aku hanya bisa mengadu kepada Allah. Berusaha menghilangkan semua harapan kepada keluarga, sahabat, dan segala selain Allah. Tak akan ada yang mengerti. Aku selalu dicap jelek untuk banyak hal. Dulu, aku berusaha keras agar semua orang mengerti; tapi sekarang aku berusaha keras untuk berhenti berharap agar mereka mengerti. Berharap kepada makhluk itu melelahkan. Pada akhirnya semuanya rapuh, semua ikatan rapuh kecuali ikatan dengan landasan yang benar. Semua bisa hilang dalam sekejap, semua bisa berbalik, dan aku terus-menerus belajar tentang hidup dan arti kehidupan. Sebisa aku, dalam segenap luka dan air mataku, bahkan keringat yang berdarah-darah, aku percaya Allah itu ada. Di saat aku terjatuh dan sangat 'lumpuh' Allah akan menguatkanku. Aku percaya Allah Maha Adil. Tidak akan ada kebaikan/keburukan yang tidak dihitung. Tak ada kebaikan/usaha/proses yang sia-sia. Yaa Allah, kuatkanlah aku.