Kamis, 14 Desember 2017

Waspada Kanker Serviks, Para Wanita Kenali Calon Pasanganmu dengan Baik!



Waspada Kanker Serviks, Para Wanita Kenali Calon Pasanganmu dengan Baik!
Tahapan Kanker serviks

Seorang artis pernah dikabarkan meninggal karena kanker serviks. Santer tersiar bahwa penyebab kanker tersebut berasal dari pasangannya. 

Terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, penularan kanker serviks memang melalui kontak seksual. Kurang berhati-hati di dalam memilih pasangan tidak hanya bisa menimbulkan penyakit tetapi bisa lebih fatal lagi, yaitu kematian. Setelah mengetahui hal ini, apakah Anda masih mau memilih pasangan sembarangan?

Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan penyebab terbanyak dari semua jenis kanker. Tentu saja kanker ini hanya menyerang wanita, karena yang memiliki serviks hanya kaum hawa. Penyebabnya 99,7% adalah karena virus HPV. Meskipun demikian, tidak semua infeksi dari virus tersebut dapat menyebabkan kanker serviks. Karena sebenarnya imunitas tubuh kita itu sangat kuat, bisa mengatasi sekitar 70% dari infeksi virus tersebut. 

Kanker serviks sebenarnya bisa disembuhkan, asalkan diketahui pada tahap awal. Sayangnya kanker ini justru tidak menimbulkan gejala awal. Kalaupun ada hanya berupa keputihan yang tidak khas. Bahkan, kebanyakan malah baru diketahui pada tahap lanjut, yaitu dengan gejala berupa: keputihan/cairan encer berbau, pendarahan sesudah senggama, pendarahan sesudah menopause, pendarahan di luar siklus haid, sulit buang air kecil, dan nyeri di daerah panggul. 

Peningkatan risiko kanker ini akan terjadi pada wanita yang berhubungan seksual sebelum usia 17 tahun, gonta-ganti pasangan seks dan berhubungan seks dengan pria yang sering berganti pasangan seks, infeksi berulang di daerah kelamin, wanita perokok, wanita berusia lebih dari 30 tahun, penderita HIV atau lupus, dan wanita yang sering melahirkan.

Kanker serviks dapat dideteksi dengan beberapa cara, yaitu pap smear, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), kolposkopi, pemeriksaan Sitologi Serviks Berbasis Cairan (SSBC) dan HPV-DNA. SSBC bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sel-sel abnormal di serviks (leher rahim), sedangkan HPV-DNA untuk mengetahui ada tidaknya Human Papilloma Virus (HPV) tipe risiko tinggi yang ada di dalam contoh sel serviks Anda. Sekitar 99,7% kanker serviks disebabkan oleh HPV tipe risiko tinggi yang menetap di dalam serviks.  

Selama masih stadium 0 (nol)/prakanker, kanker serviks masih bisa sembuh 100%. Bila sudah stadium 1, peluangnya menurun menjadi 80%. Begitupun seterusnya, semakin meningkat stadiumnya maka peluang sembuhnya semakin kecil. Apalagi kalau sudah mencapai stadium 4, kanker sudah sampai ke organ lain yang jauh seperti anus, hati, ginjal, paru-paru, dan tulang peluang sembuhnya hanya 0-5%.

Salah satu cara pencegahan dari penyakit ini adalah dengan menggunakan vaksin HPV. Tetapi sayangnya vaksin tersebut hanya bisa mengatasi 9 dari 13 tipe HPV risiko tinggi. Oleh karena itu, pemeriksaan dini tetap dibutuhkan.

Sebagai langkah pencegahan lain biasakanlah diri untuk melakukan hal-hal berikut:
1.    Lakukan pap smear secara teratur
2.    Tidak berganti-ganti pasangan seksual
3.    Berhati-hati di dalam memilih pasangan
4.    Mengkonsumsi makanan kaya nutrisi
5.    Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
6.    Membersihkan area kewanitaan setiap saat dengan tisu
7.    Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari, dan
8.    Tidak merokok

Begitu bahayanya penyakit kanker ini sehingga tindakan pencegahannya tidak bisa disepelekan. Bagi para wanita lajang yang hendak menikah, kenalilah calon suami Anda dengan baik. Jangan sampai Anda menyesal karena pasangan ternyata menjadi sumber penularan dari virus HPV kepada Anda.


Sumber tulisan & gambar: Prodia.co.id