Rabu, 20 Agustus 2014

BERLARI MENUJU IMPIAN





Generasi muda bisa apa?

Galau?
Narkoba?
Pergaulan bebas?
Kormod?
Tawuran?
Video porno?

Kata-kata itu serupa stiker yang menempel di kalangan remaja saat ini. Sangat tidak keren ya? Tapi namanya stiker juga kan bisa dilepas, stiker yang jelek tidak perlu “dipelihara”. Generasi muda terdiri atas masa kanak-kanak umur 0 sampai dengan 12 tahun, masa remaja umur 13 sampai dengan 20 tahun dan masa dewasa muda umur 21 sampai dengan 25 tahun. Di usia-usia ini energi sedang full, idealisme pun tinggi; namun hal itu sebanding dengan kelabilan emosi. Jadi, perlu diarahkan dengan baik. Memberikan cap negatif pada generasi muda tidaklah selalu benar. Masih banyak di antara mereka yang malah memberikan sumbangsih positif  bagi Indonesia. Di masa dahulu, para pemuda ikut berjuang, secara diplomasi maupun angkat senjata. Mulai dari lahirnya organisasi Budi Utomo hingga akhirnya diikuti oleh organisasi-organisasi lokal lainnya. Kemudian jangan lupakan pula peristiwa bersejarah di bulan Oktober 1928, yaitu Sumpah Pemuda. Tonggak lahirnya persatuan dan kesatuan bangsa. Disusul dengan peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945, di mana para pemuda yang mendesak Soekarno-Hatta untuk merumuskan naskah proklamasi. Sesuatu yang berimbas sangat besar, yaitu bahwa kemerdekaan Indonesia adalah buah perjuangan seluruh rakyat Indonesia, bukan pemberian dari Jepang. Semuanya tidak lepas dari peran para pemuda.


Arus globalisasi membawa banyak pengaruh terhadap generasi muda masa kini. Masuknya budaya asing yang tidak tersaring dengan baik membuat generasi muda sekarang makin terlena. Tidak tampaknya penjajahan secara nyata membuat mereka lalai dan malas. Kerjanya hanya seputar medsos, selfie, pacaran, tawuran, narkoba, pergaulan bebas, ikut-ikutan tren idolanya atau lainnya, saingan dalam benda-benda bermerek, atau hal-hal negatif lainnya. Tapi jangan salah, ada pula generasi muda yang berhasil berlari menuju impiannya. Mereka misalnya Nurul Inayah dan Nando Novia, siswa kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 10 Kota Malang, berhasil mengubah air kencing jadi bahan bakar alternatif. Penemuan mereka ini berhasil meraih medali emas di ajang kompetisi International Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) ke 6 di Georgia. Di bidang olahraga contohnya pecatur Medina Warda Aulia (11 tahun) dan Chelsie Monica Sihite (13 tahun), meraih gelar juara dunia pada 4th World Schools Chess Championships 2008, di Singapura, 22-30 Juli 2008. Dan masih banyak lagi pemuda-pemudi lain yang sukses di bidangnya masing-masing. Mereka tahu potensinya, mendapat bimbingan dengan benar, dan mampu mengarahkan energi masa mudanya kepada hal-hal yang bermanfaat.



Pemerintah hendaknya mewadahi agar generasi muda bisa berlari makin kencang dalam menjemput impiannya. Bisa dalam bentuk beasiswa; mendukung kesehatan dan kebugaran tubuh mereka dengan makanan bergizi, olahraga, dan ruang yang cukup; mendukung kebutuhan sosialisasi mereka dengan membantu organisasi kepemudaan yang positif, menyalurkan mereka ke hal-hal yang positif, dan sebagainya. Gadget sebagai alat pendukung di bidang teknologi rawan membuat pemuda menjadi individualis, apatis, dan lemah. Oleh karena itu, aktivitas fisik dan organisasi perlu digalakkan. Sedari kecil generasi muda harus diajari cara untuk memahami dirinya. Tak jarang saya menemukan anak-anak pintar yang tidak tahu masa depannya akan ke mana / menjadi apa. Mereka hanya terpaku pada nilai, prestasi, dan kemenangan. Ini harus diperbaiki agar mereka mencapai keberhasilan seutuhnya.


#PatriotIsMe #Advan #damniloveindonesia


Sumber:


Jumat, 08 Agustus 2014

BLOG COMPETITION UT

UPAYA MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI INDONESIA

Logo Universitas Terbuka (UT)

Sistem pendidikan jarak jauh sudah ada sejak dulu. Di Indonesia sendiri pendidikan tinggi jarak jauh dipelopori oleh Universitas Terbuka (UT). Baru-baru ini saja berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta mengikuti jejaknya. UT pertama kali didirikan pada 4 September 1984. Bapak saya merupakan salah satu sarjana angkatan pertama di sana. Beliau kuliah di UT karena sibuk bekerja. Berbeda dengan bapak, kakak mengambil tingkat diploma karena sakit. Sayangnya sakitnya makin parah sehingga tak bisa menyelesaikan studinya.


Wisuda bapak di Jakarta



Berangkat dari Surabaya



Bapak berpose bersama rombongan wisudawan dari UT Surabaya




Jas almamater UT

Pembelajaran jarak jauh memang merupakan solusi yang baik bagi orang-orang yang ingin belajar tanpa harus hadir di kampus. Cara ini bisa menembus batas ruang dan waktu, fleksibel. Orang-orang yang sibuk bekerja, ibu rumah tangga, orang cacat, orang yang sakit dan kesulitan hadir di kelas sangat terbantu dengan adanya metode ini. Bagaimana metodenya?

Pembelajaran jarak jauh adalah suatu sistem pembelajaran di mana pengajar dan murid tidak berada di satu tempat. Proses belajar mengajar berlangsung jarak jauh dengan bantuan berbagai media, baik media cetak, elektronik, maupun media yang mobile. Bahan ajar bisa dikirim lewat pos, menggunakan buku, radio, kaset, internet, dan sebagainya. Berbeda dengan belajar sendiri atau homeschooling, jika belajar sendiri benar-benar tanpa guru, homeschooling belajar dengan guru yang datang di tempat kita, sedangkan pembelajaran jarak jauh kita belajar dengan bantuan guru yang tidak berada di dekat kita. Ada saat di mana kita belajar sendiri dengan inisiatif dan kedisiplinan kita, dan adakalanya kita belajar bersama guru yang membimbing / mengajar kita dari jarak jauh, mengoreksi pekerjaan kita, dan sebagainya.

Sebelum menentukan metode pembelajaran jarak jauh yang tepat serta media yang akan digunakan ada baiknya kita mencari tahu dulu alasan / tujuan seseorang memilih metode ini di dalam belajarnya. Apakah karena keterbatasan guru serta sarana dan prasarana, daerah yang terpencil dan sulit terjangkau oleh pendidikan, kesibukan karena berbagai aktivitas, biaya yang murah, atau karena sakit / keterbatasan di bidang kesehatan lainnya. Idealnya pembelajaran semacam ini membutuhkan alat-alat yang canggih dan biaya yang mahal, namun dengan memetakan tujuan / alasan dari orang memilih belajar jarak jauh itu apa kita bisa menyesuaikan media, metode, biaya, atau hal-hal lain yang dibutuhkan. Bahkan di saat ramai muncul pihak-pihak yang kontra akan UNAS (Ujian Nasional), metode pembelajaran jarak jauh sempat disebut-sebut sebagai solusi untuk pemerataan pendidikan hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Beberapa pihak mengatakan pembelajaran semacam ini biayanya murah, namun yang mengatakan biayanya mahal juga banyak.

Ada beberapa hal yang berpengaruh di dalam pembelajaran jarak jauh, di antaranya adalah:
1.    Pengajar :
Ø Ahli di dalam materi
Ø Bisa teknologi yang dibutuhkan
Ø Percaya diri
Ø “Hadir penuh” (hati dan fisiknya)
Ø Ontime / ada saat dibutuhkan
Ø Menyiapkan bahan ajar jarak jauh (cetak, elektronik, atau mobil) à bisa bekerja sama dengan ahli IT.

2.    Pembelajaran :
a.       Pola interaksi :
Ø Searah : demo online, tutorial, live streaming, menonton animasi / video online
Ø Dua arah (timbal-balik) : diskusi, debat, chat

b.      Pertemuan :
Ø Online
Ø Offline

c.       Waktu :
Ø Langsung : live streaming, menonton TV, mendengarkan radio
Ø Bisa ditunda : mengerjakan tugas mandiri
Ø Kapan saja : membaca e-book
Ø Tergantung kesepakatan : telekonferensi, videokonferensi

d.      Jumlah yang terlibat :
Ø 1 orang : membaca e-book, mengerjakan tugas online secara mandiri
Ø 2 orang : debat, diskusi, chat
Ø Lebih dari 2 orang : telekonferensi, videokonferensi, dan lain-lain.
Untuk kegiatan pembelajaran yang melibatkan banyak orang, misalnya telekonferensi bisa dilakukan dengan cara mahasiswa menghubungi dosen dan mahasiswa lain atau dengan cara operator yang menghubungi mahasiswa dan dosen.

3.    Mahasiswa :
Ø Jarak dengan kampus
Ø Kemampuan finansial
Ø Gaptek (gagap teknologi) / tidak
Ø Faktor internal : motivasi diri, manajemen waktu, keaktifan, kedisiplinan, ketekunan, inisiatif, kemandirian, dan gaya belajar.
Ø Pekerjaan : berat-ringannya pekerjaan, jam kerja.
Ø Lingkungan yang mendukung
Ø “Hadir penuh” (hati dan fisiknya)

4.    Daerah :
Ø Tingkat kemajuan daerah
Ø Budaya / tradisi
Ø Sudah ada listrik / belum
Ø Sudah ada internet / belum , bagaimana jaringan / sinyalnya, jangkauannya, murah / tidak
Ø Semua fasilitas / sarana dan prasarana pembelajaran ada di daerah tersebut

5.    Media :
a.       Cetak : modul cetak, katalog, majalah / buletin, tugas-tugas tertulis, ujian tertulis, dan lain-lain.
Bahan ajar bisa dikirim lewat pos atau diambil di Unit Pusat Belajar Jarak Jauh.



Media pembelajaran jarak jauh yang dikirim via pos
(pemesanan bahan ajar, materi tutorial, pengumuman, kemajuan mahasiswa, dan sebagainya)



Katalog dan deskripsi mata kuliah UT



Buku-buku UT



Buku wisudawan UT periode I


b.      Elektronik : buku digital (e-book), audio kaset, radio, radio online, fax, CD, VCD, DVD, video call, TV, kaset, internet, email, e-magz, software, game online, dan lain-lain.
c.       Mobile : smartphone dan tablet.

Alat pendukung:
Laptop, PC, webcam, mikrofon, telepon, printer, WIFI, CCTV, flashdisk, alat perekam, Video Cassete Recorder (VCR), amplifier microphone khusus, bridge, kamera, peralatan transmisi, line telp, modem, peralatan LAN, computer speaker, dan lain-lain.

  • Perhatikan alat apa saja yang dibutuhkan, tipe alat, tipe program (harus kompatibel / sesuai), dan sebagainya.

6.    Faktor pendukung :
Ø Tenaga ahli komputer / jaringan / software (berhubungan dengan teknologi yang digunakan).
Ø Perpustakaan digital
Ø Media sosial, misalnya facebook dan twitter.
Ø Toko buku online



Ø Sistem informasi akademik online : registrasi, pembelian buku, jadwal kuliah, pengumuman online, pembatalan / perubahan kelas, kartu rencana studi, kartu hasil studi, tugas, informasi alumni dan lowongan kerja, data lengkap seluruh stakeholder berikut lokasi, jam, kerja, email, telepon, dan lain-lain (namun data ini hanya bisa diakses oleh warga Universitas Terbuka tersebut.

Ø Kegiatan offline di luar KBM (kegiatan belajar mengajar) à untuk membuat dosen dan mahasiswa saling mengenal, antar mahasiswa saling mengenal, mengakrabkan diri, dan sebagainya (bisa berupa organisasi, olahraga, seni, ramah tamah, bazaar, atau lainnya).


Contoh kegiatan UT dalam memperingati Dies Natalis UT ke-30

7.    Kerja sama dengan berbagai pihak :
Ø Lembaga pendidikan lain di dalam / luar negeri, misal kuliah tamu (mendatangkan secara online pakar dari suatu bidang).
Ø Industri penyiaran (TV, radio, film dokumenter, dan sebagainya).
Ø Industri IT / multimedia / software
Ø Industri elektronik
Ø Penerbit
Ø Pemerintah
Ø LSM non profit
Ø Swasta : dalam bentuk beasiswa, magang, dan sebagainya.
Ø Industri telekomunikasi / provider / operator jaringan.
Ø Industri pengiriman (misal PT. Pos Indonesia)
Ø Lembaga keuangan, misal perbankan (untuk pembayaran uang kuliah, dan sebagainya).

Pemerintah bisa mendukung pembelajaran jarak jauh ini dengan menetapkan suatu channel TV dan channel radio khusus untuk pembelajaran. Lebih baik lagi jika keberadaan internet sudah merata di Indonesia dan didukung dengan program internet murah. Biaya telepon yang murah juga penting jika pembelajaran dilakukan interaktif melalui radio. Ketika disiarkan suatu materi di radio, mahasiswa bisa bertanya / menjawab / berdiskusi melalui telepon dengan penyaji materi tersebut.


Salah satu materi kuliah di UT berupa buku dan kasetnya (1)



Gambar di atas saya perbesar pada nama materi dan kode mata kuliahnya.
Perhatikan bahwa ada kesinkronan antara materi pada buku dan materi pada kaset audio, sehingga saling mendukung


Materi-materi yang disajikan dalam pembelajaran jarak jauh harus sudah sangat jelas, disertai definisi, kesinkronan antara materi satu dengan yang lain, kesinkronan antara materi di media yang satu dengan yang lain, menarik, dan bisa menimbulkan rangsangan untuk mengembangkan materi / pertanyaan. Di setiap akhir pembelajaran dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat kepahaman. Tugas-tugas online, pengayaan, maupun quiz online hendaknya diberi kunci jawaban online. Dari hasil tersebut nilai akan diketahui secara online dan langsung masuk ke dalam form nilai yang online juga. Apabila ada pertanyaan baik yang berhubungan dengan materi maupun tidak, bisa dimuat secara online untuk dijawab oleh dosen atau menjadi bahan diskusi bagi seluruh mahasiswa. Bisa juga pertanyaan dikirim melalui email dosen yang bersangkutan. Sementara untuk praktek dalam membuat suatu alat / karya bisa dilakukan dengan bantuan tutorial dari video online (semacam youtube) / demo online, webcam, atau tatap muka secara offline. Melalui pembelajaran secara online ini mahasiswa bisa bebas memilih materi / meneruskan ke materi berikutnya jika sudah menguasai. Dan dimungkinkan untuk ujian lebih awal. Dengan cara ini mahasiswa yang pandai tidak perlu berlama-lama dalam mata kuliah yang sudah dikuasainya, sehingga bisa lulus lebih awal.

Kembali pada tujuan / alasan mengapa memilih pembelajaran jarak jauh, maka jika alasannya keterbatasan guru serta sarana dan prasarana maka tentu saja medianya yang diperbanyak, diperjelas, dan diperbaiki untuk menggantikan keberadaan guru yang minim tersebut. Sementara untuk daerah yang terpencil dan sulit terjangkau oleh pendidikan mungkin lebih cocok dengan program internet murah, belajar melalui TV, radio, kaset, CD, VCD, dan DVD, atau buku cetak. Jika alasannya adalah kesibukan, maka butuh yang mobile, mudah diakses, mudah dibawa, atau bisa dilakukan kapan saja / ditunda / tergantung kesepakatan. Gunakan smartphone, tablet, earphone, email, atau lainnya. Bagi yang membutuhkan biaya murah, pilih saja media buku cetak / e-book, kaset, VCD, radio, atau TV. Sedangkan bagi yang sakit / keterbatasan di bidang kesehatan lainnya, membutuhkan suatu pembelajaran yang ringan dan tidak membutuhkan banyak energi, dengan waktu yang sangat fleksibel (mengingat kondisi sakit seringkali tidak bisa diprediksi).  Mahasiswa jenis terakhir ini membutuhkan pembelajaran yang bisa ditunda (tidak real time), bisa diputar ulang / dibaca ulang, dan sangat mudah dimengerti.

Berbagai media pembelajaran jarak jauh masih sangat mahal. Baik biaya telepon, pulsa internet, pembuatan program televisi, kaset audio, kaset video, video disc, pada pengadaan alat penerima khusus pada Satelit Siaran Langsung (SSL), dan sebagainya. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah biaya-biaya tersebut dibebankan kepada siapa?

Terlepas dari itu semua, sudah banyak negara yang menerapkan sistem pembelajaran semacam ini. Selain Indonesia ada Australia, Amerika, Jepang, Cina, Meksiko, India, dan masih banyak lagi. Bahkan, di ketiga negara yang disebut belakangan itu ditengarai sudah berhasil di dalam meningkatkan kualitas lulusan dari daerah terpencil. Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia masih banyak hal yang perlu dibenahi, termasuk sosialisasi harus diperbanyak. Masyarakat kita masih rentan berburuk sangka jika tidak tahu kita belajar jarak jauh namun tiba-tiba menjadi sarjana. Mereka akan berpikir “Kapan kuliahnya, kok tiba-tiba jadi sarjana?” , atau berpikir “Wah, ini pasti membeli gelar!”. Masih banyak masyarakat yang belum tahu mengenai sistem pembelajaran jarak jauh semacam ini (termasuk Universitas Terbuka), masih banyak pula orang / lembaga / lapangan pekerjaan yang tidak mau menerima lulusan dari Universitas Terbuka / beranggapan miring. Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi ke luar (ke kampus lain atau di luar pihak kampus) yang memasyarakat, misalnya dalam bentuk lomba-lomba, even jantung sehat, bazaar, donor darah, festival makanan, kegiatan sosial ke masyarakat, dan sebagainya. Sebagai bukti bahwa mahasiswa dari pembelajaran jarak jauh ini berkualitas maka perlu adanya pemberian tugas / bobot soal dan materi yang sama, lomba antara mahasiswa pembelajaran jarak jauh dengan mahasiswa sekolah tradisional (hadir secara fisik di kampus), dan semacamnya yang bisa diakses oleh dunia luar ketika lomba itu berlangsung dan dipublikasikan secara luas setelah hasilnya keluar. Lomba tersebut bersifat menyeluruh baik lomba karya ilmiah, kesenian, olahraga, bahasa, dan kompetensi keilmuan lainnya. Pemerintah pun juga harus memberikan payung hukum yang jelas bahwa lulusan Universitas Terbuka atau semacamnya harus disamakan dengan lulusan yang lain (sama-sama diterima). Dengan semua cara ini Insyaa Allah pembelajaran jarak jauh di Indonesia akan semakin maju dan semakin diakui eksistensinya. Suatu daerah pun tidak akan penuh oleh arus perpindahan dari daerah lain yang bertujuan untuk kuliah di kampus daerah itu. Pada akhirnya diharapkan pendidikan di Indonesia makin merata hingga ke seluruh pelosok sembari meningkatkan kualitas pendidikan di sana.
Universitas Terbuka (UT) merupakan pilihan yang tepat bagi pembelajaran menembus batas ruang dan waktu. Sebagaimana slogannya “Making Higher Education Open to All”.

Informasi selengkapnya mengenai Universitas Terbuka di Indonesia bisa dilihat pada video berikut:


Catatan:
Semua foto berasal dari dokumentasi pribadi.



"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-30. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.“