Kengerian akibat narkoba harus
diekspose dengan sangat dramatis agar orang-orang yang berniat mencoba akan mengurungkan
niatnya. Pasalnya selama ini beberapa orang mungkin hanya mendengar informasi
mengenai kenikmatan-kenikmatan semu yang ditawarkan oleh narkoba. Informasi
yang tak imbang akhirnya membuat mereka mencobanya hingga menimbulkan
penyesalan yang mendalam dan kondisi yang sulit/tak mungkin kembali. Mereka
mengalami “metamorfosis” pada kondisi mental dan fisiknya (penampilan,
kesehatan, dan lain-lain), dan tentu saja kondisi-kondisi lain juga (kondisi
keuangan, hubungan sosial, dan sebagainya).
Sherif
Multnonamah County, polisi di Oregon, Amerika Serikat menyadari akan hal ini
sehingga polisi di Oregon, Amerika Serikat ini menggunakan media visual
(foto-foto) untuk kampanye anti narkoba seperti berikut:
Perubahan wajah pengguna
ekstasi: kiri (Mei 2000), kanan (November 2000)
Perubahan wajah
pengguna heroin: kiri (2003), kanan (2007)
Secara fisik pada umumnya para
pengguna narkoba akan terlihat menua, luka-luka, makin kurus, atau tidak segar.
Dua gambar di atas mendukung fakta ini. Di samping itu penampakan serupa bisa
dilihat pada aktor Home Alone, Macaulay Culkin seperti di bawah ini:
Macaulay Culkin
Lebih
ekstrim lagi, ada pengguna narkoba yang pesok kepalanya akibat kecelakaan
hingga mengakibatkan kepala dan otaknya tinggal separuh. Dia menggunakan
narkoba saat mengemudi dan akhirnya kena batunya. Meski terlihat mengerikan
Rodriguez termasuk beruntung, pasalnya ada juga pengguna narkoba lain yang
mengalami koma atau bahkan langsung meninggal dalam peristiwa serupa.
Carlos 'Halfy'
Rodriguez, manusia berkepala separuh
Kesemua hal di atas baru merupakan
perubahan luar yang terjadi/tampak. Perubahan lain seperti perubahan terhadap kesehatan
tubuh dan jiwa juga dialami oleh mereka yang sudah terkena barang haram ini. Pemakai
narkoba dengan cara menghirup atau menyuntik kebanyakan akan mengalami demam
dan terkadang disertai letih lesu. Jangan lupa, pemakaian narkoba suntik juga
meningkatkan risiko terkena penyakit AIDS! Penurunan berat badan didapati pada
10-15% kasus, sedangkan sesak nafas hanya ada sekitar 10% kasus.
Jika seseorang memakai shabu-shabu atau
putau secara berlebihan maka ia berisiko menghadapi kematian atau stroke, di
sisi lain pemakai ganja yang sudah memakai sejak remaja kelak di masa tua
berisiko 30% lebih besar untuk menjadi cacat.
Pada wanita risiko gangguan
kesehatan akibat narkoba lebih tinggi daripada pria. Ibu yang sedang hamil cenderung
akan melahirkan bayi yang membiru seperti orang sakau. Tidak berhenti sampai di
situ, setelah melahirkan nanti sang ibu harus berhati-hati dalam menyusui
bayinya. Apabila selepas memakai narkoba ibu langsung menyusui anaknya maka
anaknya akan terlihat seperti teler. Jadi, dampak tersebut juga bisa dirasakan
oleh anaknya.
Pada tahap tertentu (syok atau overdosis)
gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh narkoba bisa serupa dengan gangguan
kesehatan karena penyebab lain. Gangguan yang dimaksud misalnya berupa radang
paru-paru, pembesaran limpa, penyakit jantung, kerusakan hati atau ginjal, TBC,
gagal jantung, demam rematik atau tersebarnya kuman dalam darah.
Kebanyakan memakai narkoba juga
bisa menyebabkan gangguan jiwa, menghentikan pemakaiannya pun juga bisa
berakibat serupa. Pengguna ganja biasanya akan mengalami kecemasan, depresi,
dan apatis. Penghentian pemakaian narkoba jenis stimulan, seperti shabu, akan
menyebabkan gejala putus obat seperti depresi dan lesu, serta terkadang kram
perut. Dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan gangguan jiwa. Gangguan jiwa
juga bisa didapati pada pasien yang menghentikan pemakaian narkoba jenis
halusinogen. Bagaimana jika yang dihentikan adalah narkoba jenis depresan? Narkoba
jenis depresan seperti putau atau heroin jika dihentikan pemakaiannya bisa
menyebabkan gejala putus obat berupa cemas, gelisah, dan sakit di sekujur badan.
Selain menyebabkan gangguan jiwa, mantan pecandu biasanya bisa dikenali dari
cara bicaranya yang tidak runtun/meloncat-loncat.
Menghentikan kecanduan narkoba memang
tidak mudah dan tidak bisa serta merta membuat kondisi tubuh dan jiwa pulih
seperti sedia kala. Bagaimanapun, narkoba adalah penyakit
kambuhan menahun (chronic relapsing disease). Tingkat kekambuhannya tinggi
meskipun sudah menjalani rehabilitasi. Seseorang yang sudah menggunakan narkoba
akan sulit berhenti. Keinginan untuk mengkonsumsi lagi itu biasanya tetap ada
meskipun sudah berhenti selama bertahun-tahun. Sejak awal menghindarkan diri
dari jerat narkoba memang lebih baik daripada mengobatinya. Oleh karena itu,
jauhkan diri kita dan orang-orang yang kita sayangi dari narkoba! Kesehatan
kita sangat berharga, jangan sia-siakan kesehatan dan hidup kita dengan
mendekati zat-zat yang bernama “narkoba”! Dengan menjauhi narkoba, kita tidak
perlu “bermetamorfosis” ke kondisi yang lebih buruk: kesehatan
kita tidak perlu menurun, pikiran dan jiwa kita tidak terganggu, dan lain-lain. Kita sebagai manusia
dikaruniai akal pikiran. Jangan rusak otak kita dengan penggunaan narkoba yang
menyebabkan otak tidak bisa berfikir dan melakukan fungsinya dengan baik! Kita
butuh otak kita, kita butuh sehat, dan kita butuh untuk bisa melakukan
fungsi-fungsi kehidupan dengan baik. Say no to drugs!
Sumber:
Http://health.kompas.com/read/2015/01/09/1415003/Dalam.Cengkeraman.NarkobaTulisan ini diikutsertakan di dalam lomba blog bertema "Hidup Sehat Tanpa Narkoba".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar