Mendengar
kata sarjana menimbulkan berbagai penafsiran di pikiran orang. Terlebih, jika
mereka mengetahui jurusan apa yang kupilih di bangku kuliah. Perdebatan hebat
antara aku dan orang-orang dekatku kala itu akhirnya diputuskan dengan
kompromi. Pilihan pertama UMPTN sesuai keinginan ibu (kedokteran) sedangkan
pilihan kedua pilihanku sendiri (Biologi). Deal, begitu pikirku.
Setiap
mendengar kata “Biologi” orang-orang begitu sinis padaku. Mau bekerja apa,
bekerja di mana, dan sebagainya adalah pertanyaan yang menjadi makanan
sehari-hari bagiku. Hingga akhirnya aku benar-benar lolos untuk pilihan kedua,
suara-suara sumbang itu masih saja terdengar.
Sebagai
seorang biologist saya belajar banyak. Memang di sini saya bukan dokter,
tetapi saya belajar mengenai cara-cara untuk hidup sehat. Bagaimana cara
menjaga kesehatan, mencegah penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, dan
sebagainya. Hal yang seakan sepele ini bisa saya terapkan pada diri dan
keluarga, serta keluarga yang akan saya bentuk nantinya. Saat ini sudah
berusaha saya ajarkan sedikit demi sedikit pada murid dan juga keluarga,
berhubung saya belum menikah.
Berlanjut
pada pasangan hidup. Gen dari seorang anak dipengaruhi oleh gen dari orang
tuanya. Maka dari itu pemilihan pasangan hidup yang tepat sangat penting.
Akhlak dan karakternya harus baik, begitu pula agamanya dan ilmunya. Kemudian
kami akan sejalan dalam mendidik buah hati kami nantinya. Setelah saya menikahi
pria tersebut dan (Insyaa Allah) hamil maka akan ada periode-periode emas dalam
mendidik anak, bahkan sejak dalam kandungan. Waktu-waktu tersebut akan saya
optimalkan, kami akan mendidik sesuai periode emas itu dan mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya dengan makanan yang sehat dan bergizi. ASI akan
menjadi prioritas saya, di mana dengan menyusui maka akan terjalin kedekatan
yang erat antara ibu dengan bayinya. Tak hanya itu, ibu dan bayi akan lebih
sehat, daya tahan tubuh bayi meningkat, dan menjadi anak yang cerdas. Sampai
dewasa pun saya akan coba membiasakan dia dengan makanan-makanan yang sehat dan
bergizi dan menghindarkannya dari hal-hal yang merusak tubuh (baik kebiasaan,
gaya hidup, pola pikir, dan sebagainya). Ini sangat penting bagi seorang pemimpin.
Di dalam
keseharian kami akan mengajarkan agama dan akhlak melalui keteladanan. Sudah
agak lama saya membiasakan diri bertutur kata positif / dalam bentuk positif
agar pesan itu bisa lebih diterima otak lawan bicara. Nantinya, ananda pun
sedikit banyak akan belajar tentangnya. Sebagai seorang pemimpin, tak
sepatutnya berkata-kata kasar / buruk.
Saya akan
ajarkan tentang alam, menanam tumbuhan, menghemat sumber daya, menjaga
kebersihan, dan hal-hal yang seakan sepele tapi akan tertanam kuat dalam diri pemimpin
kecilku nantinya. Di kala dewasa, dia akan menjadi pemelihara alam, bukan
sebaliknya.
Begitu
pentingnya ilmu bagi seorang pemimpin, maka saya pun akan membekalinya dengan
ilmu yang bermanfaat. Ada waktu-waktu emas pula dalam menuntut ilmu serta bagaimana
cara belajar yang mudah dan menyenangkan. Dengan mengetahui hal itu, anak akan
semakin mudah memahami ilmu. Biasanya setiap anak mempunyai potensi yang
menonjol, itu salah satu sasaran saya. Lainnya, saya tetap akan mengajarkan
tentang kepedulian sosial dan ilmu-ilmu lain agar wawasannya kaya.
Mengenai
perilaku anak tak lepas dari lingkungan. Oleh sebab itu pilihkan lingkungan
yang baik untuk anak. Pemilihan rumah, sekolah, teman bermain, dan sebagainya
plus didukung ilmu agama yang baik, Insyaa Allah anak akan menjadi orang yang
berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Tambahan lagi, rizkinya berusaha mencari
yang halal-halal saja. Rizki haram bisa menjadikan anak nakal / susah diatur,
atau hal-hal buruk lain.
Ini semua
belum tentu diketahui oleh ibu yang kurang berpendidikan / belum sarjana.
Mengenai pilihan hidup setelah menikah, baik bekerja atau menjadi ibu rumah
tangga pendidikan sang ibu tetaplah penting untuk diajarkan (dan diterapkan)
pada buah hatinya. Jadi, sejak sarjana, menikah, hamil, dan membesarkan anak
Insyaa Allah ilmu biologi saya itu akan terpakai terus. Bermanfaat bukan
kuliahnya? Sarjanaku tak hanya untuk diriku, tetapi untuk keluargaku dan
pemimpin kecilku juga. Insyaa Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar